Jl. Semolowaru no. 45 Surabaya
Jl. Semolowaru no. 45 Surabaya
Mar
Belakangan ini, healing menjadi istilah yang semakin populer, terutama
di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi. Kegiatan yang awalnya bertujuan untuk
memulihkan diri dari kepenatan kini juga beralih fungsi menjadi bagian dari
strategi konten, khususnya bagi mereka yang aktif di dunia digital.
Sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi, mereka menghadapi berbagai tantangan, mulai dari
tugas akademik yang menuntut kreativitas, tekanan dalam membangun personal
branding, hingga tuntutan untuk selalu up-to-date dengan tren media. Hal ini
sering kali memicu stres dan kejenuhan, sehingga mereka mencari berbagai cara
untuk meredakannya. Salah satu caranya adalah dengan melakukan aktivitas
healing, seperti traveling, staycation, menonton konser, hingga sekadar
menikmati kopi di kafe estetik.
Menariknya, bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi yang aktif di media sosial,
momen healing sering kali tidak hanya dilakukan untuk diri sendiri, tetapi juga
dijadikan konten. Mereka mengabadikan momen healing dalam bentuk foto, video,
atau cerita yang kemudian diunggah ke platform seperti Instagram, TikTok, atau
YouTube. Fenomena ini membuat batas antara healing sebagai kebutuhan dan
sebagai tuntutan eksistensi semakin kabur. Healing bukan lagi sekadar kebutuhan
pribadi, tetapi juga menjadi strategi engagement untuk menarik audiens dan
meningkatkan eksistensi di dunia digital.
Meskipun memiliki banyak manfaat, gaya hidup ini juga bisa berdampak
pada pengelolaan keuangan mahasiswa. Tidak jarang, dorongan untuk mengikuti
tren healing tanpa perhitungan justru membuat keuangan berantakan. Oleh karena
itu, penting bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi untuk menemukan keseimbangan antara
healing sebagai kebutuhan dan sekedar tren.
Pada akhirnya, healing bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi bisa menjadi
kebutuhan ganda, baik untuk menjaga keseimbangan mental maupun sebagai bahan
konten. Namun, apakah healing masih murni sebagai kebutuhan, atau justru telah
bergeser menjadi tren demi eksistensi di media sosial? (Nur Syakbana)
Sumber Referensi
https://www.viva.co.id/gaya-hidup/1758381-fenomena-healing-di-kalangan-gen-z-tren-atau-kebutuhan